Tuesday 13 January 2009

L-OV-E

Saat itu musim hujan, saat pertama kali aku berjumpa dengannya. Pria yang mencuri hatiku, Yosuke. Saat itu, aku hanya seorang diri berada di auditorium kampusku. Baterai Handphone ku sudah tak berdaya untuk aku gunakan. Rasanya ingin menanggis saja saat itu. Apalagi saat ku melihat keluar ternyata langit sudah mulai gelap. Rasanya menambah rentetan alasanku untuk menanggis. Tiba-tiba saja
“hai” sapa seseorang dari belakang arahku.
Aku menoleh kearah suara itu.
“sendirian?” aku hanya menganguk.
“tidak bawa payung?”tanyanya lagi.
aku menggeleng.
“hahahhahahah…”tawa pria itu.
aku benar-benar tidak habis pikir kenapa pria itu masih menyempatkan diri untuk tertawa.
”ternyata aku punya teman juga”
“maksudmu?”tanyaku
“yah..ternyata bukan hanya aku saja yang bodoh tidak membawa payung padahal musim hujan..hahhahah….” lanjutnya.
huh!enak saja dia bilang aku bodoh.aku bukan tidak membawa payung. Hanya saja payung satu-satuku itu telah rusak ketika aku menerobos hujan dengan angin yang cukup kencang dua hari yang lalu dan hingga kini aku belum sempat membeli payung.bukan tidak sempat tapi lupa tepatnya
Sepertinya pria itu tau kedongkolanku padanya.Lalu ia mulai berbicara panjang lebar.sesaat kami tertawa berbarengan.dia membuatku merasa hangat seperti dirumah walaupun kadang angin malam menghampiri tubuhku yang hanya terbalut T-shirt warna pink.
“pakai ini saja supaya kau tidak kedinginan” katanya sambil memakaikan jaketnya ditubuhku.
Aku sering melihat pria memakaikan jaket kewanitanya tapi hanya dalam film saja, sekarang aku sudah bisa merasakan bagaimana perasaan wanita itu ketika dipakaikan jaket. Karena biasanya didalam film, wanita itu hanya tersenyum atau menunduk malu tanpa berkata apa-apa. Aku melirik ke jam tangan yang melekat di pergelangan tanganku.
“jam 10malam. Aku harus pulang” kataku
“tapi hujannya”
wajahku langsung panik saat melihat hujan masih turun dengan derasnya.
“aku antar kamu,bagaimana?”
“heh?”
“ayo, lari sekencangnya yah?”katanya sambil berlari mendahuluiku
aku berusaha sekuat tenaga mengejarnya.belum ada 5 detik kami sudah lari berdampingan, tapi aku tau itu bukan karena kecepatan lariku tapi dia yang melambatkan larinya. Tasnya yang agak besar diangkat ke atas kepalaku.sedikit membuatku terlindung dari air hujan. Kami berlari menuju tempat kost ku yang jaraknya lumayan jauh dari kampusku.
************************************************************************
Namaku Aline. Aku mahasiswi tingkat empat di fakultas ekonomi sebuah universitas swasta. Aku juga bekerja di sebuah toko, karena untuk anak kost sepertiku tidak cukup hanya mengandalkan kiriman uang dari orang tua. Lagipula sejak kecil aku memang sudah terbiasa mandiri. Kadang karena terlalu mengantuk aku sering izin dari kelas dan tidur di auditorium kampusku yang bagiku sudah menjadi tempat tinggal ketigaku sesudah tempat kostku tentunya. Sudah enam bulan aku berkenalan dengan Yosuke. Kami sering pulang bersama-sama. Yosuke laki-laki yang sangat manis dan ceria, berbeda dengan diriku yang introvert. Dia sering mengejutkan ku dengan hadiah-hadiah special.
“ini” katanya sambil memberikan aku amplop putih ketika aku sedang termenung di bangku taman saat menunggunya keluar kelas
“apa” tanyaku
“buka saja”
aku menuruti katanya, membuka amplop itu
“gaji pertamamu?” tanyaku ragu. Habis didalamya hanya terdapat berlembar-lembar uang ribuan.
“bukan”
“habis?””kau bawa pulang saja. Kata kuncinya susun abjadnya” jawab Yosuke sambil berjalan meninggalkanku
“heh?”
aku termenung melihat dia membelakangiku. Ternyata menatap punggung pria yang kita sukai begitu mengesankan. Aku tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata.
“ayo jalan, aku sudah lapar!” teriak Yosuke
“iya” sahutku setelah tersadar dari lamunanku.
************************************************************************
Malam itu kami ribut besar. Hatiku benar-benar sakit. Dia hanya terdiam.seperti biasa yang dia lakukan saat menghadapi kemarahanku.sampai beberapa kata yang belakangan aku sesali meluncur keluar begitu saja
“kau pergi saja.aku tidak ingin bertemu lagi denganmu.seandainya kamu ga ada, hatiku ga akan sesakit ini”kataku sambil berurai airmata.
aku sempat melihat wajahnya yang terkejut ketika aku mengatakan itu sebelum akhirnnya dia mengambil jaketnya menuju pintu.
***********************************************************************
Sudah dua hari sejak kejadian itu, aku tidak berhubungan lagi dengan Yosuke. Nomornya sudah kuhapus sejak dua hari lalu. Tiba-tiba ketika aku mengambil buku diaryku yang sudah 3hari tidak aku sentuh sebuah amplop putih terjatuh, dan isinya menyembul keluar, Uang ribuan yang di cekrek. aku memperhatikannya pelan-pelan, mengeceknya seperti teller di sebuah bank.
Kata kuncinya susun abjadnya.
Kata-kata Yosuke saat itu terngiang-ngiang dalam telinggaku. Aku susun pelan-pelan abjad pertama dari seri uang itu
I-L-O-V-E-U-W-O-U-L-D-Y-O-U-B-E-M-Y-S-O-U-L-M-A-T-E
Aku tercenggang.
************************************************************************
Aku mempercepat langkahku menuju kost tempat Yosuke tinggal. Tapi kudapati dia tidak ada disana. Seminggu kemudian aku tahu dari temannya kalau Yosuke sudah kembali ke Jepang, kampung halamannya sejak 9hari yang lalu. Sesungguhnya, setelah kami ribut keesokan harinya aku sempat berpas-pasan dengannya di kampus. Waktu itu aku seolah-olah tidak melihatnya, tapi aku sempat melirik ke wajahnya yang nampak kelabu. Saat itu, kalau saja aku bisa mengalahkan egoku.menyingkirkan kisah lama ku yang pedih. Membiarkan dan mempercayai Yosuke mewarnai tiap lembar hatiku….aku tidak akan kehilangan orang yang paling ku cintai dan mencintaiku, yang kuingin untuk menemaniku hingga ujung usiaku…orang yang selalu kunantikan kehadirannya
Yosuke, dimanapun kau berada…aku ingin kau tahu aku juga mencintaimu.

No comments: