Tuesday 13 January 2009

One Cup Orange Of Love

“Happy New Year…..”
Ucapan itu mengumandang di setiap penjuru dunia. Lynn hanya bisa menunduk sambil berdoa dalam hatinya. Mendoakan pria yang sangat penting dalam hidupnya, Ben. Pria yang dikenalnya 4tahun lalu. Kemudian melanjutkan menulis diarynya.

Jodoh manusia adalah sebuah pertemuan namun mengapa aku berkali-kali berjodoh dengannya, tapi berkali-kali pula terpisah. Aku memutuskan melupakan bukan karena ingin melupakan. Aku memutuskan meninggalkan bukan karena ingin meninggalkan. Tapi karena aku ingin menyintainya dengan begitu tulus, melalui kasih pembuatku. Dengan begitu dia akan menjadi sedemikian terjaga, sedemikian bahagia. Demikian juga dengan diriku………………

Kemudian Lynn menutup diarynya setelah selesai menulis. Pipinya masih sembap tapi senyumnya mengembang bahagia dan lagu i’m yours mengalun pelan di telinga Lynn menghantar gadis itu tertidur pulas.

***********************************************************************************
31.10.09
Lynn hanya tertegun saat melihat pria tinggi putih lewat dihadapannya untuk kemudian duduk di sebrang kelas tempat ia duduk. Saat itu ujian kelas gabungan, ujian tengah semester untuk mata kuliah agama. Pintu kelas dibuka.
“Lynn, masuk yuk. Duduk samping g ye..” ajak Mitha teman yang dikenalnya di organisasi keagamaannya.
Selesai Midtest, kelas yang ketiga dalam hari pertama adalah kelas agama.
“ Hey, ada tugas dari Pak Hendra negh. Dikumpulin yah nanti di sekdos”
Dalam sekejap kumpulan mahasiswa itu duduk mendekat dan saling mencatat satu sama lain. Tiba-tiba saja sesosok pria masuk, Lynn menoleh. Pria yang sama. Dan Lynn kembali tertegun. Pria itu mengambil duduk 3 bangku di belakang Lynn. Gadis itu tersenyum dalam hati kemudian melanjutkan mencatat kembali.
Beberapa bulan kemudian…
Lynn tidak pernah terpikir akan bertemu pria yang sama lagi. Pikirnya pria itu sudah keluar dari kampus. Kehadirannya di kelas agama hanya 1 kali saja. Diawal masuk. Tapi semuanya salah, Pria itu muncul kembali dan membuat Lynn tertegun kembali. Lynn mengambil bangku paling belakang. Pria itu juga demikian. Lynn bisa melihatnya dari dekat. Manis kata Lynn dalam hati saat menoleh kearah pria itu sebelum akhirnya pria itu dipindahkan ke depan jauh dari tempat duduk Lynn. Mereka kembali terpisah
************************************************************************
Beberapa bulan kemudian
“ Lynn, ada Frisca ga?”
“ ada tugh didalam” sahut Lynn sambil bergegas keluar kelas. Sosok pria tinggi itu kembali membuatnya tertegun tertegun untuk keempat kalinya. Pria yang sama.
“masuk ben, jangan disitu ngalingin jalan” seru Mike dari dalam kelas. Lynn menoleh kedalam. Pria itu masuk dengan gaya coolnya.

Sore hari,
“jadi ben itu teman sekelas co u Fris?”
“iya, kenapa lo suka?”ntar g kenalin degh”
Lynn bergegas mengeleng
***********************************************************************
Selang beberapa hari
Lynn berpas-pasan dengan Ben dan temannya. Gadis itu mencoba memberanikan diri
“ Hey, satu organisasi agama sama g kan? Kok ga perna ikutan segh?” tanya Lynn.
Ben hanya menjawab sekenanya, teman-temannya hanya meledek.dalam sekejap suasana menjadi riuh.
“kapan-kapan klo ada waktu ikutan yach”kata Lynn sambil berlalu.
“ Dimana Vin?”tanya Lynn
“ok, degh g kesana”.
Tit
Lynn memasukan kembali hp-nya kedalam tasnya
“ g uda di depan pintu negh vin”
“weitsss, lama ga?”
“ok degh g tunggu”
Lynn duduk didepan kelas temannya.
Tiba –tiba saja sosok Ben lewat didepannya, Pria itu tidak melihat Lynn. Berjalan terburu-buru menuju ruang SP.
Tidak beberapa lama kemudian pria itu lewat, Lynn menyapa
“ hai, ben”
“oh, hei.ngapain lo?”
“lagi tunguin temen g,Ben g minta nomor hape lo dunk”
“ Cielllaaaa….” Suara riuh dalam sekejap memenuhi lorong itu.
Lynn tersentak, gadis itu baru menyadari kalau Ben tidak sendirian
Ben dengan cueknya menghampiri Lynn yang sedang duduk, Pria itu mengambil posisi jongkok menyebutkan nomornya. Dan seperti biasa mereka kembali terpisah.

*************************************************************************************
“ Bennnn…” teriak Lynn saat melihat sosok ben
“ Kenapa?”
“temenin g ke warnet yukz.. offclass, anak-anak tau pada kemana.mau yach?”
“ya udah”
Sesampainya di warnet
“ cobain game online yuk. Pake id sodara g j” kata Lynn
Lynn duduk sangat dekat dengan Ben, tapi tidak ada rasa berdebar di dadanya. Yang gadis itu tau hanya betapa senangnya dia bisa bersama Ben. Kemudian mereka kembali terpisah.

************************************************************************************
Lynn jatuh hati pada seorang pria, gadis itu lupa pada Ben. Baginya perasaan dia terhadap Ben dengan perasaan dia kepada Shone jauh berbeda. Dengan dia hanya kagum, sama ketika dia mengidolakan artis yang demikian rupawan. Dengan shone, dia merasakan getaran yang berbeda.Jatuh cinta dengan Shone membuat dia jatuh bangun, sebentar senang sebentar sedih. Gadis itu memilih mengungkapka perasaannya pada Shone. Tapi tidak ada jawaban dari Pria itu. Tidak menolak juga tidak menerima. Lalu semakin lama malah jadi semakin sulit dihubungi juga ditemui.
Saat dalam kesedihan itulah Lynn teringat dengan Ben. Gadis itu meminta bantuan Ben untuk memanas-manasi Shone. Ben mendukung. Diajaknya Ben menemui Shone, Kalau mau jujur Shone kalah tampan dibanding Ben. Tapi sejak kejadian itu akhir dari kisah Lynn dengan Shone. Ben jadi tempat curhatnya, apalagi ketika itu salah satu provider memberikan layanan gratis telepon setiap malam. Gadis itu tak jarang membangunkan Ben di tengah malam hanya untuk mendengarkan keluhan dan kesedihannya tanpa memperhatikan perasaan Ben. Sampai akhirnya Ben marah, dan melarang Lynn menghubunginya malam-malam. Bagi pria itu Lynn hanya menganggu tidurnya.
Lynn sedih, akhirnya gadis itu tidak berani menghubungi Ben saat tengah malam.Lynn larut dalam kesedihan hatinya. Bersama temannya, Shella yang juga patah hati. Dua gadis muda ini banyak menghabiskan waktu diluar. Melalui hari hingga tergantikan malam sambil berkeluh kesah tentang cinta mereka yang sama-sama bertepuk sebelah tangan, Sampai waktu menyembuhkan luka mereka masing-masing.

************************************************************************************
Pesta Wisuda..
Lynn tersenyum menatap kampus yang akan segera di tinggalkannya. Gadis itu duduk dilorong sendiri. Setelah melewati penulisan ilmiah yang sangat melelahkan harinya, sidang yang meneggangkan dan Dosen perbaikan yang sulit ditemui dan sejuta kesulitan yang dia hadapi lainnya akhirnya Lynn bisa lulus tepat waktu. Target awal ketika gadis itu menginjakkan kakinya dikampus tempat dia melanjutkan sekolahnya.
“huh…” gadis itu menghela nafasnya
Pasti…aku akan kangen sekali dengan tempat ini.dan segala kejadian yang terjadi disini kata Lynn dalam hati

***********************************************************************************
Beberapa bulan dari kelulusan, Lynn diharuskan datang ke kampusnya kembali untuk mendapatkan transkip nilai dari kampusnya.
“Toilet dulu yukz” ajak Mira temannya.
Lynn mengikuti langkah kaki Mira menuju toilet
“ yah gitu, memang susah cari kerja. Binggung degh g. udah banyak yang g kirim belum dipanggil-panggil juga” cerita Lynn
“ ember” sahut Mira. Keduanya terlibat pembicaraan seru.
“Lynn, ngapaen lo?”
Lynn kembali terkejut, Ben sosok pria yang dikaguminya muncul kembali kehadapannya
“ oh,ini ambil transkip nilai. Buat nyari kerja negh. Cariin dunk” sahut Lynn sambil tersenyum.
“yah elo, g j blum lulus lulus” Sahut ben sambil berlalu. Dan seperti biasa mereka kembali terpisah.

***********************************************************************************
Tidak beberapa lama dari kelulusannya, Lynn diterima disalah satu perusahaan. Siang hari ketika Lynn sedang mengecek message Friendsternya dia menemukan message dari Ben.
Ben Wrote : apa kabar? Uda kerja lo?
Lynn mengklik icon reply
Lynn wrote : iya, udah. Bae. U gmn? Nomor hp u brapa?
Beberapa hari kemudian Lynn mendapatkan balasan dari Ben
Ben Wrote : 081XXXXXXXX
Lalu Lynn mulai menghubungi Ben lagi. Mereka kembali akrab.
***********************************************************************************
Hubungan Lynn dengan Ben tidak terlalu baik. Sebentar mereka begitu akrab, sebentar ribut hanya karena masalah sepele. Walau begitu Lynn merasa dia semakin dekat dengan Ben. Liburannya ke luar kota malah menjadikan dia jatuh hati pada pria yang dulu hanya dikaguminya. Sejak kelulusan, Lynn hanya bisa berhubungan dengan Ben melalui telepon. Gadis ini berusaha menebak-nebak jalan pikiran Ben. Sebentar pria ini sangat romantis dan perhatian sebentar berubah menjadi pria yang sama sekali tidak di kenal olehnya.
Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
“halo”
“hah?sekarang”
“yah udah”
Kalau bukan Ben yang mengajak aku pasti sudah menolaknya. Sebenarnya malas keluar tapi mungkin ini menjadi kesempatan pertama sekaligus terakhirku. Bole ku sebut sebagai kencan? Kata Lynn dalam hati. Lalu gadis itu cepat bergegas bersiap-siap
Tiba-tiba mendadak gerimis.
Ai yo, Tuhan. Jangan tidak berpihak padaku
Didalam angkot, mendadak hujan deras, Lynn tidak henti-hentinya berdoa. Supaya sesampainya di stasiun hujan mendadak berhenti.
Tuhan sekali ini. Berpihaklah padaku. Aku mohon
15 menit berlalu.. Lynn sampai di stasiun
Thanks God kata Lynn dalam hati gadis itu tersenyum riang sambil berjalan ke arah loket.
“Jakarta satu,pak” kata Lynn sambil tersenyum
Ini kali pertama Ben mengajakku jalan, mungkin karena tidak punya teman menemaninya untuk membeli barang. Tapi tidak apa-apa. Alasan apapun aku bisa terima pikir Lynn dalam hati
Baru melewati beberapa stasiun, kembali hujan deras. Lynn panik. Takut-takut Ben membatalkan tiba-tiba. Ben yang selama ini dia kenal memang sering bertindak sesuka hatinya. Ditekannya contact Ben . calling…Ben
“Ben, g uda didalam kereta. Tapi ujan negh gimana?”
“ya, udah. Jakarta ga hujan kok” sahut suara disebrang sana
“kalau hujan gimana ? ”” lo mau pergi apa gak? Klo ga g balik negh”
“ yeee…mau tapi gmn ini hujan”
“ yah udah lo sampe dulu degh”” ya udah”Klik
************************************************************************************
Lynn menemani Ben mencari barang yang diinginkannya. Ben tidak pernah tahu ada beberapa kali Lynn mencuri memandang pria itu. Saat dia begitu akrab dengan penjual, saat dia mencoba sesuatu. Saat dia tertawa, Lynn benar-benar jatuh cinta pada mimik pria itu. Walau pria itu sering marah-marah padanya, melihat ekspresi wajahnya malah melunturkan semua ingatan Lynn terhadap diri Ben yang sering marah padanya.
“bareng g j Lynn bayarnya”
“oh”
“sini duduk dulu Lynn, ini punya lo” kata ben
“ ini buat lo aja Lynn”
”lho itu kan punya lo ben”
“gpp”
Sebenarnya Lynn enggan menerima pemberian Ben, dia tidak enak hati. Hanya saja keinginan untuk mendapatkan barang kenangan dari Ben lebih besar dari pada ketidakenakan hatinya.

“udah sore, makan dulu degh, abis gitu baru pulang” ajak Ben
Kali ini Lynn duduk berhadapan dengan Ben. Melihat sangat dekat pria yang mulai dia sukai itu.
Ben sangat berbeda, jauh sangat berbeda dari Ben yang dikenalnya selama ini. Pria itu lebih lembut. Lynn mendapati sosok Ben yang lain.

Langit mulai berselimutkan awan hitam
“naek angkot ga Lynn?”
“ehh…ga usah degh””ntar u cape lagi”
“ga,ga usah” sahut Lynn sambil berjalan
Gadis itu ingin menikmati perjalanannya bersama Ben, dia tahu sebentar lagi dia akan terpisah dengan Ben jadi dia berusaha memanfaatkan waktu yang ada untuk bersama Ben. Walau senang, tapi dia juga merasa sangat takut. Namun tak pernah paham ketakutan apa yang melandanya.
“awas…” teriak Ben saat Lynn mau menyebrang. Reflek tangan pria itu memegang tanggan Lynn. Lynn terkejut. Tapi dia hanya bisa menduduk. Beberapa detik kemudian, mungkin Ben baru tersadar. Pria itu baru melepaskan tangannya.
Setelah itu kereta kembali membawa Ben dan Lynn ke rumah mereka masing-masing
***********************************************************************
Lynn nekat mengajak Ben pergi. Ke suatu tempat yang dari dulu dia ingin pergi. Tapi bukan dengan sembarang orang, melainkan dengan orang yang dia sukai. Awalnya Ben setuju, namun menjelang tanggal yang telah ditentukan. Ben mendadak membatalkan. Lynn benar-benar sedih. Gadis itu mengingat kembali apa saja yang pernah Ben katakan padanya. Semua kata-kata pria itu dirangkumnya, dan menarik kesimpulan bahwa pria itu sesunguhnya merasa tergangu atas kehadirannya.
Lynn mengungkapkan kesimpulannya itu pada Ben, Ben menelponnya berkali-kali namun gadis itu tetap tidak mau mengangkat. Dia putuskan sms terakhir itu merupakan akhir dari hubungannya dengan Ben.
***********************************************************************
Di sudut lain, tampak seorang pria termenung.
“Kenapa Ben?”
Ben mengeleng, Pria itu memilih bangkit dari bangkunya berjalan keluar ruangannya menarik nafas perlahan. Dari wajahnya tergurat kesedihan yang amat dalam. Dan tidak seorangpun tahu termasuk Lynn dan Ben, Lynn dan Ben hanyalah korban atas ketidakberanian menghadapi cinta yang sesunguhnya sudah didepan mata mereka

No comments: