Monday 12 January 2009

Seribu Harapan di Ujung Pelangi

“Ibu peri aku turun dulu ke bumi yach..”rengek Rainbow.
Peri kecil ini memang paling suka berada di Bumi. Peri ini sangat suka melihat manusia bahagia. Dengan segenap tenaga yang dimilikinya Rainbow mencoba mengukir senyum di tiap wajah manusia. Terkadang di kala bulan sudah berada di tengah selimut malam Rainbow bukannya beristirahat malah menaburkan bubuk mimpi indah agar manusia-manusia yang tertidur lelap saat terbangun setidaknya bisa tersenyum saat bangun di keesokan harinya. Rainbow sangat suka permen-permen manis buatan manusia yang berwarna-warni di Bumi.
“boleh saja” kata ibu peri dengan bijak.
“tapi akhir-akhir ini ku lihat kau terlalu keras bekerja sekali-kali istirahatkan dirimu. Jangan sampai sayap kecilmu itu putus helai demi helai.” Lanjut ibu dari segala peri itu.
Rainbow mengangukkan kepalanya dengan wajah tersenyum. Sayapnya mengepak-gepak perlahan-lahan sebelum kemudian menjadi cepat
“Ibu peri aku pergi dulu yah” kata Rainbow sambil menuju pintu penghubung dunia dengan dunia peri.
Rainbow menyusuri lorong warna-warni sebelum pada akhirnya dia sampai di bola biru penuh kehidupan, Bumi. Rainbow mulai terbang menyusuri jalan-jalan. Setelah agak lama terbang sesosok bayangan membuat Rainbow menghentikan ekspedisinya, sayap kecilnya mulai mengepak perlahan. Diintipnya sosok bayangan itu, ternyata seorang pria yang sedang merenung sambil memegang rokok di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Kesedihan pria itu bisa dirasakan Rainbow, dengan segera dibukanya buku kehidupan manusia yang dimiliki oleh setiap peri.
“Leon…nama yang bagus” gumam Rainbow. Dibacanya riwayat kehidupan Leon. Peri kecil yang belum lama diturunkan ke Bumi ini sungguh tak menyangka kehidupan pria yang berada didepannya ini sangat menyedihkan, sangat suram.
“ sungguh malang. Kenapa aku baru bisa bertemu denganmu sekarang? “ guman Rainbow lagi.
Leon memang benar-benar pria malang. Kedua orangtuanya sudah bercerai sejak dia kecil, tidak lama kemudian nenek yang paling menyayanginya menyusul kakeknya yang sudah duluan menikmati kehidupan abadi. Lebih parahnya ketika Ayah dan Ibunya memutuskan untuk menikah dengan pasangan masing-masing. Akhirnya sejak usia 15 tahun Leon sudah tinggal sendiri. Pacar pertamanya, Genie yang pertama kali mengenalkan cinta kepadanya justru meninggalkannya demi pria lain, celakanya pria lain itu adalah sahabat Leon sendiri.
“huh..”desah Rainbow sehabis membaca buku kehidupan manusia.
Buku kehidupan Leon belum habis dibacanya, Peri itu memilih untuk menutup buku tersebut.Meletakkan dagunya di atas buku kehidupan itu, lalu merenung. Kebiasaanya setiap membaca buku kehidupan yang berkisah sedih terulang, namun kali ia merenung agak lama, dan baru kali ini pula ia tak mau menyelesaikan membaca buku kehidupan. Didongakkan lehernya, menatap kearah Leon berada.
”Ya!aku akan membantumu Leon”seru Rainbow dengan penuh semangat.
Lalu mata Rainbow menerjang kesegala arah, mencari cela untuk bisa dimasuki tubuh mungilnya.
“Aauch…!” jerit Rainbow.
Kepalanya terbentur sesuatu. Ternyata tanpa disadari Rainbow, Leon membuka jendelanya.
“kamu bisa melihatku?” tanya Rainbow.
Leon berjalan ke tempat duduk asalnya.
“mmm..mungkin hanya kebetulan ingin membuka jendela. Tapi aura ungu di dirinya harusnya bisa melihatku”. Rainbow mengepakkan sayapnya dengan cepat pergi ke depan hidung Leon.
“Hai..Leon aku Rainbow.mulai saat ini aku akan menjadi peri pelindungmu. Kamu bisa melihatku kan?”.
Seketika Leon bangkit dari duduknya, hidungnya menabrak tubuh munggil Rainbow.
“auch..”jerit Rainbow.
“mmm…sebenarnya bisa lihat tidak yah??”gumam Rainbow.
“aha..!!”
Rainbow mempercepat kepak sayapnya menyusul sosok Leon yang sedang termenung didepan jendela. Rainbow bergerak ke kanan-kiri didepan wajah Leon. Kerlap-kerlip yang berada disayap Rainbow menyilaukan pandangan Leon. Leon menutup matanya, berbalik membelakangi Rainbow.
“hei..kau bisa melihatku kan?”
Leon masih tak bergeming.
“kalau tidak menjawab aku akan melakukan gerakan itu terus di depan wajahmu” lanjut Rainbow.
Leon merebahkan badannya menutup wajahnya dengan bantal kepala miliknya. “ohhh…aku tau kau pasti bisa melihatku” kata Rainbow.
Sayapnya mengepak perlahan lalu tubuhnya mendarat diatas bantal kepala yang menutupi wajah Leon, kemudian peri mungil yang berukuran sebesar kelingking orang dewasa itu duduk sambil menangkupkan dagunya diatas lututnya.
“kenapa menolakku?” tanya Rainbow lembut.
“aku malas berhubungan dengan siapapun.lagipula peri kecil seperti kamu itu harusnya bermain-main dengan anak kecil.Jadi, pergi sana!!biarkan aku sendiri” jelas Leon sambil tetap menutup wajahnya dengan bantal.
“ HikzZz…HiKzZz..HikzZz,,”
Leon bangun dari tidurnya
“kenapa kamu?”tanya Leon menatap peri mungil itu.
Rainbow menelungkupkan badannya di sisi tempat tidur sambil menanggis terisak-isak.
“hei!!!”
“HikzZz..biarpun HikzZz..aku masih kecil kan..tidak seharusnya kamu HikzZz..suruh aku pergi bermain Hikzz dengan anak kecil HikzZz..lagipula hikzZz…aku tidak suka HikzZz..bermain”
”y?”




*************************************************************************************

“kenapa?”tanya Rainbow.
“apa ?”
“tidak mau percaya pada cinta lagi”
“apa masih ada hal seperti itu diantara orang-orang didunia ini?”
“hal seperti itu? Itu bukan suatu hal tapi perasaan.”
“hah..”
“harusnya kau bisa memahami bahwa didunia tidak semuanya hitam. Ada yang putih, ada yang abu-abu.kalau kau mau dengan sedikit pengertian dan keikhlasan mungkin kau bisa merubah yang hitam menjadi abu-abu atau bahkan menjadi putih”

*************************************************************************************

1 bulan kemudian…..

“hahahaha…kau ada-ada saja” kata Leon.
” Tapi bener kok” jelas Rainbow.
“hahahaha…”
Rainbow melihat Leon dengan penuh arti
“apa?”
“baru kali ini aku melihatmu tertawa” kata Rainbow sambil tersenyum.
“heh?”


*************************************************************************************

“kalau sudah selesai melakukan tugasnya, Rainbow harus meninggalkanmu. Dia tidak boleh ada disisimu selamanya.masih ada orang lain yang membutuhkannya” jelas Sunset, teman peri Rainbow.
”aku sudah tahu”
“tapi, Rainbow tidak menerima ini. Dia sedang membujuk ibu peri supaya membiarkan dia berada di sisimu selamanya”
“dia memang begitu. Peri yang keras kepala.biarkan saja nanti juga dia lupa”
“apa jangan-jangan kau tahu Rainbow suka padamu?”
Leon hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Sunset.
“kau pikir dengan begini Rainbow akan lebih baik?”
“ahh…kau ini kenapa?kemarin kau bilang Rainbow harus memiliki cinta yang tulus tidak boleh cinta antara pria dan wanita. Kau juga bilang kalau dia memiliki cinta itu kemudian mengungkapkannya didepan pria yang disukainya dia akan hancur.bukankah dengan dia berada didalam dunia peri dan tidak bertemu denganku itu lebih baik dibanding dengan disampingku?”
“Tapi, Rainbow dikurung di penangkaran peri nakal. Dia pasti tersiksa disana, lebih baik ada disampingmu. Aku percaya kau lebih bisa memberikan pengertian padanya.juga percaya kau akan menjaganya agar tidak hancur.Ibu peri menyesal sekali membiarkan dia bertugas di usia yang belum cukup. Rainbow masih kecil. Tolonglah dia!!!” slilililingggggg…..perlahan tubuh Sunset menghilang Peri itu kembali kedunianya…
”Hey…”

*************************************************************************************

Aku mencintaimu Leon kata-kata itu terus diucapkan oleh Rainbow didalam hatinya. Airmatanya mengalir perlahan. 999 kali Rainbow mengucapkan kata-kata itu didalam hati.
“Leon, aku mencintaimu”
Leon terkejut mendengar kalimat yang terucap dari mulut Rainbow
Slingglingggg….perlahan-lahan sinar dari tubuh Rainbow terpendar hingga menyilaukan mata Leon. Tapi pria itu tidak menutup matanya dia terus berusaha melihat Rainbow, peri yang dicintainya. Sebab dia tau itulah akhir perjumpaannya dengan Rainbow.
“Rainbow…..!!!” teriak Leon. Pria itu tak kuasa menahan tanggisnya saat melihat cahaya yang terpendar dari tubuh Rainbow tidak menyisakan apapun. “Rainbow, kenapa kau lakukan ini..”lirih Leon. Tubuhnya terasa lunglai.
Tubuh Rainbow terpendar..hancur menjadi serpihan cahaya yang kemudian hilang dalam sekejap mata. Rainbow menjadi simbol keberanian atas sebuah cinta…dia mungkin hancur tapi cintanya tak hancur.

*************************************************************************************
1 tahun kemudian…

“mau ngapain kesini?” sunggut Leon.
“kau tau ini adalah tempat tertinggi di Jakarta” jelas Gillian
“ya, aku tau”
Sejenak Gillian menatap Leon
“Aku mencintaimu,Leon” kata Gillian.
Leon hanya terdiam, tak memperhatikan Gillian. Sejak ditinggal Rainbow, Pria itu menjadi tertutup kembali.
“Leon, kenapa tidak memperdulikan aku? Aku sungguh mencintaimu, kenapa kau merasa semua di dunia ini hanya berwarna hitam. Percayalah padaku tidak semuanya hitam…kalaupun hitam dengan sedikit pengertian dan keikhlasan mungkin saja kau bisa mengubahnya menjadi abu-abu atau bahkan putih.”
Leon tercenggang….apalagi setelah dilihatnya lekungan setengah putaran yang berwarna-warni muncul tepat di belakang tubuh Gillian.

No comments: